BARAPAN KEBO
Barapan Kebo ( bhs. Sumbawa ) berarti Balapan Kerbau, merupakan suatu permainan tradisional masyarakat Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat yang dilaksanakan awal musim tanam tiba, dimana permainan ini dilakukan diareal persawahan yang dipenuhi oleh lumpur yang baru saja dibajak dengan genangan air sebatas lutut.
Uniknya dalam barapan kebo ini satu pasang kerbau (dua ekor) dilepas sendiri-sendiri yang dengan seorang joki/penunggang pada alat yang disediakan untuk membawa kerbaunya berlari ke garis finish untuk menjatuhkan tonggak (bahasa Samawa: Saka) dan sebuah patung kecil yang tertancap di lumpur di garis finish, namun jangan dikira itu pekerjaan gampang untuk menjatuhkan tonggak, karena pada permainan ini terdapat juga unsur magisnya adu ilmu antara sandro (dukun) satu dengan lainnya, dimana terkadang saat menjelang finish kerbau dan joki melenceng/berbelok jauh dari tonggak atau sang joki terpental dari kerbaunya, bahkan yang lebih fantastis lagi menjelang garis finish sang kerbau tidak bisa lari bahkan tertidur di lumpur atau tanduk kerbau bisa copot/patah tanpa sebab disamping kecepatan kerbau tetap diberi nilai.
Menurut ahlinya tidak semua kerbau dapat menjadi kerbau aduan, karena harus memiliki ciri-ciri khusus seperti pada jenis tanduknya, bentuk tubuhnya, pusaran pada bulunya bahkan cara berjalannyapun menjadi perhatian dan ini membutuhkan waktu yang lama untuk mencari diantara kerbau-kerbau peliharaan yang ada, namun apabila sepasang kerbau yang sudah menjuari perlombaan secara otomatis akan mengangkat status sosial pemiliknya tentu berikut sandro/ dukunnya bahkan kerbau tersebut nilai jualnya bisa tiga atau empat kali lipat harga jual dari kerbau peliharaan lainnya dan itupun tidak akan dijual oleh pemiliknya karena sebagai simbol status sosial tadi.
0 komentar:
Posting Komentar